Angin Agustus

Angin Agustus

Paginya membeku

Siangnya menampar telingaku

Jemarinya memainkan bendera

Ia berbisik padaku kau kehabisan waktu

sementara aku menengadah ke langit

birunya cerah tanpa serabut putih

aku tak tahu arah

bahkan angin tak bisa menuntunku ke sana

Angin timur melemparku ke sisi kiri jalan

Angin selatan mengusap dengan tangannya yang dingin

ke semua ufuk ku tatap

tiada siapapun lagi yang tersisa

kubiarkan tubuh ini berputar bersama bumi

berkedip-kedip kebingungan

melenguh kebosanan

 


Komentar