dari senin ke sabtu
aku berjalan dan terpacu
menatap cahaya dan pulang melihat senja
begitu saja seterusnya
Hati yang gundah
meracau dalam resah
lutut yang melemah
pening kepala seperti dibelah
sudahi aku dalam kalimatmu
larutkan aku dalam bejanamu
uraikan aku sebanyak kata yang kau punya
baringkan aku ke dalam bumi
biarkan pertiwi memelukku erat melalui akar-akarnya
dari januari ke desember
haruskah seperti ini
akankah selalu berkutat padanya
bolehkah kita mampir sejenak
di ujung dunia yang damai
Komentar
Posting Komentar