Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

NYALA API

Aroma tanah yang basah tercium Mengelus bulu hidungku Laron bernyanyi mengitari cahaya lampu Bertebaran merangkak di lenganku Inilah hidupku, indra yang kupunya Tetesan air dari atap yang putih Cipratan yang menggaris di kaca Simbolisme tangisan yang tak mengucur dari mataku Kusudahi ini Tiada lagi basah kuyup Aku ingin mengering selamanya Kuhentikan nyala api asmara Ku siram dengan residu air nestapa Sampai bara yang terakhir menyala, padam Hingga asap yang terakhir menyembul, lenyap Aku ini

Cocok tanam

  Bayangkan jika hidup  Menyala tanpa redup Biarkan aku berkhayal  Suatu hal tak masuk diakal Di masa depan Kita duduk di beranda Esok harinya kita memanen sekarung daun selada Ku menebar benih Kau menanam kasih Ku menyiram semua Kau menghalau hama Dan tibalah hari memanen  Ku tersadar bahwa tiada yang permanen  Beranjaklah dari mimpi Bahkan yang tak berujung pun sebenarnya bertepi Hijau kuncup akhirnya gugur dan pupus Bahkan dikecup pun akhirnya putus Kita tidak cocok Dan aku tak menanam

Isi Otak dini hari

 Semua orang pada akhirnya Kembali ke sarangnya masing-masing Dan mataku belum terkatup Menyala di bawah udara senyap Dalam sekotak ruangan Menulis generik dan omong kosong  Diulang dalam balutan frasa kopong Aku bernafas Satu-satunya yang ku hirup adalah kesepian Ruang putih yang luas tak bersudut Digenapi gaung suaraku saat berteriak Tumpahkan yang manis Kuundang semut kemari  Biarkan mereka berbaris Agar kulihat keramaian mereka Sampai mereka bubar Hingga ku terlelap Terpejam bersama redupnya lampu 

Kehampaan Dompet

Bulan sabit di penghujung bulan Sahabatku ialah penghematan Aku rindu Aliranmu yang deras Gema nyaring ketika ku berteriak Ke dalam isi dompet Relung relung kosong nan gelap Sepeserpun menguap Kering bagai kemarau Kumohon jatuhlah seperti daun di musim gugur Melimpah berserakan  Deraslah mengisi Tetaplah utuh setia  Jangan beranjak Menetaplah di sini bersamaku  

HYNME AFIRMASI

 Palma Asih   Cintaku seperti sinar matahari Hanya bisa dinikmati bagi yang tak diberi Menggerakkan energi Membuat dedaunan hijau berseri Cintaku takkan padam walau disiram benci Takkan layu meski tak disirami belas kasih  Sebab akarku menyerap derita tangis insan Menghirup hembusan nestapa  Bertumbuh dan kusediakan naungan Bersandarlah, pejamkan mata sejenak Renungkan saja lalu beranjaklah ke sana  Voice of Soul Aku takkan pernah kesepian Sebab aku punya kekuatan Yang keluar dari mulutku Yang bergetar dari pita suaraku Ia menghiasi malamku dengan irama lembut Ia melipur hati dengan senandung lantang  Pantulan suara berlari ke sudut ruangan,  Ia menyapaku,  Rendah,tinggi panjang pendek Mereka bersamaku, berbaris rapi dihadapanku Abadilah mereka dalam rekaman Kuputar tujuh kali tanpa henti Berhenti tepat setelah mata terlelap