Gentong Besar

 

Timba demi timba kutuangkan

Dari sumur yang berlumut

Yang sedari dulu tertutup

Digali seribu tahun yang lalu

Kulucuti akalku beserta sandangnya

Ku lepas satu persatu

Hilang akal bulat-bulat

Kucelupkan tanganku, dingin rasanya

Rasa yang sama saat kau memandangku

Kini aku berendam

Terdiam dalam beberapa hitungan

Jemari yang kisut

Mengelus paha yang berkerut

Ku sentuh tubuh ringkihku

Sebab tiada satupun yang pernah kecuali aku

Memulai menutup kelopak mata

Ku tarik udara sebanyak yang ku bisa

Sekuat yang ku tampung

 

Kisah Gentong Air Depan Rumah. | Amorphouz Blog

Aku terbenam dalam ucapanmu

Ketukan jarum detik tak lagi terdengar

Air merambat ke telinga

Meringkuk dalam kuyup

Dalam gentong aku menyepi

Komentar