dari senin ke sabtu aku berjalan dan terpacu menatap cahaya dan pulang melihat senja begitu saja seterusnya Hati yang gundah meracau dalam resah lutut yang melemah pening kepala seperti dibelah sudahi aku dalam kalimatmu larutkan aku dalam bejanamu uraikan aku sebanyak kata yang kau punya baringkan aku ke dalam bumi biarkan pertiwi memelukku erat melalui akar-akarnya dari januari ke desember haruskah seperti ini akankah selalu berkutat padanya bolehkah kita mampir sejenak di ujung dunia yang damai
Blog ini agak random jadi kalian bisa menganggap ini sebagai bentuk digital dari alam pikiranku